BE THE CHAMPION

Gol Telat Benayoun Lambungkan Liverpool

FULHAM, KOMPAS.com – Liverpool harus menunggu hingga 92 menit untuk menaklukkan tuan rumah Fulham sekaligus menguasai singgasana klasemen Liga Inggris. Gol tunggal Yossi Benayoun akhirnya memenangkan “The Reds” dengan skor tipis 1-0.

Bermain dengan modal kemenangan fantastis di pekan-pekan sebelumnya, Steven Gerrard dkk tampil agresif sepanjang pertandingan di Stadion Craven Cottage. Namun, tiang dan mistar melindungi gawang Fulham yang dijaga ketat oleh kiper Mark Schwarzer.

Kesialan “The Kop” bermula saat Andrea Dossena gagal menyarangkan tendangannya pada menit ke-10. Bolanya membentur tiang dan kembali ke lapangan permainan. Di menit-menit berikutnya, Gerrard terus menambah teror di pertahanan lawan.

Sepuluh menit kemudian, Fernando Torres berhasil melepas tembakan menembus celah pemain belakang Fulham. Namun, kali ini Schwarzer berhasil menghentikan bola yang mengarah ke tiang jauh.

“The Cottagers” berusaha mengimbangi serangan tamunya tapi mereka susah menembus lapangan tengah Liverpool, yang malam itu tak diperkuat Javier Masherano. Untung pasukan Roy Hodgson itu berdisiplin mengawal pergerakan serentak para pemain “The Reds” sehingga gol tidak pernah terjadi.

Melihat rapatnya pertahanan lawan, Xabi Alonso mencoba tendangan spekulasi di menit ke-30. Tendangan volinya tak dapat dijangkau oleh Schwarzer, tapi bola membentur mistar.

Hanya dua menit berselang, Torres kembali menerkam kotak penalti. Ia berhasil melewatkan bola di samping kiper, tapi si kulit bulat menerpa tiang jauh dan tak mau berbelok masuk gawang.

Tak lama setelah itu, Dossena kembali dipecundangi mistar gawang. Ia menanduk umpan tarik dari Gerrard, namun tandukannya mental di atas gawang. Selesailah babak pertama itu dengan kekecewaan di kubu Liverpool.

Di babak kedua, “The Reds” makin mengimpit “The Whites” tapi Dewi Fortuna masih berteman dengan Fulham. Beragam kesempatan dimiliki oleh Torres dan Gerrard, tapi hasilnya tetap nihil.

Liverpool sesekali memancing Fulham untuk keluar sarang, lalu menyerang balik. Fulham memang menyerang, tapi barisan belakang mereka serentak mundur saat bola kembali ke daerahnya sendiri.

Di sepuluh menit terakhir, Benayoun menyia-nyiakan dua peluang emas di dekat gawang. Pada kesempatan pertama, ia mencoba membelokkan tendangan keras Gerrard. Bola memang mengenai tumit kanannya, tapi bergulir tipis di samping gawang. Pada peluang kedua, tendangan jarak dekatnya menerpa samping gawang.

Dua menit memasuki injury time, Benayoun tak menyia-nyiakan kesempatan. Lepas dari jebakan offside, pemain Israel itu melepas tembakan keras dari sisi kanan. Bola sempat membentur kaki lawan tapi tetap meluncur deras ke gawang Schwarzer.

Dengan tambahan tiga angka, Liverpool kini mengemas nilai 67, dua angka di atas pimpinan klasemen sebelumnya, Manchester United. MU sendiri baru bertanding melawan Aston Villa pada Minggu (5/4).

Susunan pemain:
Fulham: Schwarzer; Pantsil, Hughes, Hangeland, Konchesky; Davies (Gera 79), Murphy (Dacourt 76), Etuhu, Dempsey; Zamora, Johnson (Nevland 87)
Liverpool: Reina; Arbeloa, Skrtel, Carragher, Insua; Alonso, Lucas, Dossena (Babel 65), Kuyt (Benayoun 76); Gerrard (Agger 94), Torres

DIUNDUH DARI WWW.KOMPAS.COM

LHW

Emas dan Platina Berasal dari Luar Angkasa

Emas dan Platina Berasal dari Luar Angkasa

PARIS, Logam mulia seperti emas dan platina mungkin mulai muncul di permukaan kerak Bumi saat asteroid menghantam Bumi yang baru terbentuk miliaran tahun silam. Itulah kesimpulan hasil kajian yang dilakukan Gerhard Schmidt dari Universitas Mainz, Jerman.

Schmidt melakukan penyelidikan selama 12 tahun atas berbagai lokasi yang pernah dihantam meteorit dengan menganalisa tanah untuk melacak berbagai logam berharga ini, yang disebut highly sederophile element (HSE). Berbagai logam dalam kelompok HSE antara lain emas, platinum, palladium, iridium, dan ruthenium.

Ia membandingkan logam-logam mulia ini dengan sampel mineral dari sejumlah lokasi, antara lain dari bagian kulit dan kerak Bumi, dari meteorit Mars yang telah ditemukan di Bumi, dan dari sejumlah analisa atas batu-batuan yang banyak mengandung HSE yang dibawa dalam misi-misi Apollo yang ditemukan di lokasi-lokasi yang dihantam meteorit di Bulan.

Kandungan HSE di sejumlah mineral tersebut ternyata memiliki kesamaan sehingga erat kaitannya kimiakosmos Bumi dan batu-batuan luar angkasa tersebut. Dari hasil perhitungannya, Schmidt menyatakan bahwa sekitar 160 asteroid besar yang kaya unsur logam berdiameter 20 kilometer akan cukup memadai untuk memberikan konsentrasi HSE yang kita dikandung Bumi saat ini.

Schmidt dijadwalkan akan menyampaikan karyanya pada Kongres Sains Planet Eropa yang berlangsung pekan ini di Muenster, Jerman.
DIUNDUH DARI KOMPAS..COM

PECAHAN ASTEROID DITEMUKAN

Pecahan Asteroid yang Jatuh di Sudan Berhasil Dikumpulkan

KHARTOUM, KOMPAS.com — Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil mengumpulkan pecahan asteroid yang sudah teramati dengan saksama sejak mengarah hingga jatuh ke Bumi. Asteroid yang diberi nama 2008 TC3 tersebut jatuh ke kawasan Gurun Nubian, Sudan, Oktober tahun lalu.

Penemuan pecahan asteroid bukan pertama kali terjadi. Namun, yang unik dari penemuan ini karena asteroid tersebut sudah terlacak dengan baik saat mengarah hingga jatuh. Proses penemuan seperti ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Asteroid sebesar mobil itu terlacak pertama kali oleh astronom Arizona, AS hanya beberapa hari sebelum jatuh ke Bumi. Jalur perjalanannya langsung dimonitor sejumlah teleskop dari seluruh dunia sehingga dapat diperkirakan lokasi jatuhnya.

Peter Jenniskens dari SETI Institut, California, yang menjadi penulis laporan pertama keberadaan asteroid tersebut kemudian melakukan perjalanan ke Sudan untuk melacaknya. Penelusuran yang menyeluruh akhirnya berhasil menemukan 47 pecahan untuk dianalisis.

“Asteroid ini terbuat dari material yang mudah pecah sehingga ia pecah pada ketinggian 37 kilometer sebelum berangsur-angsur jatuh perlahan,” ujar Jenniskens. Menurutnya, jenis asteroid ini sangat langka dan jarang ditemukan.

Material penyusunnya disebut ureilite. Hasil perbandingan data menunjukkan asteroid 2008 TC3 tersebut termasuk muda dan baru mengarungi beberapa juta tahun di sekitar pusat tata surya.

Analisis terhadap pecahan-pecahan astroid tersebut akan memberikan banyak informasi untuk mengungkap proses pembentukan di ruang angkasa. Selain itu, para ilmuwan juga berharap dapat mempelajari lebih lanjut hubungannya dengan rute perjalanan asteroid agar dapat menyiapkan cara mengatasi asteroid lebih besar yang mungkin mengancam Bumi.

WAH DIUNDUH DARI KOMPAS.COM

Metode Baru Pendorong Pesawat Luar Angkasa

Metode Baru Pendorong Pesawat Luar Angkasa

ScienceDaily – Dalam film Star Wars tidak pernah nampak sekalipun pesawat-pesawat antar bintang digerakkan dengan roket. Bahkan dalam film tersebtu kita jumpai sebuah pesawat kemudi tunggal yang ukurannnya kecil bisa lepas landas dari sebuah planet kemudian sampai ke luar angkasa dan kemudian bergerak dengan warp-speed menuju sistem bintang lain.

Meskipun itu hanya dalam sebuah film, ternyata beberapa waktu yang lalu beberapa peneliti dari NASA Amerika menemukan sebuah metode baru pendorong pesawat luar angkasa yang tidak memakai tenaga roket. Sistem pendorong tersebut diberi nama M2P2 (Mini-Magnetospheric Plasma Propulsion). Para ilmuwan Universitas Washington meyakini, sistem M2P2 tersebut bisa memberikan daya dorong yang sangat besar pada pesawat, bahkan sampai 10 kali kecepatan pesawat luar angkasa saat ini.

NASA Institute for Advanced Concepts beberapa waktu yang lalu memberikan hibah sebesar $500.000 kepada tim UW yang dikepalai oleh ahli geofisika Robert Winglee untuk melanjutkan riset tentang Mini-Magnetospheric Plasma Propulsion. Bila kerja laboratorium dan pengujian luar angkasa sukses, dia mengharapkan dalam 10 tahun pesawat yang ditenagai dengan M2P2 bisa diluncurkan, yang akan menjadi pesawat pertama yang akan meninggalkan sistem Tata Surya.

Meskipun hal itu memerlukan kerja keras, dengan memperhatikan pesawat luar angkasa yang kita luncurkan dengan Voyager 1 pada tahun 1977 sekarang berjarak 6,8 juta mil dari bumi, yang masih dalam lingkungan Tata Surya.

Winglee, seorang Lektor geofisika, telah mengerjakan M2P2 selama 9 bulan bersama dengan profesor geofisika George Parks dan John Slough, seorang Lektor riset pada aeronautika dan astronautika. Mereka mengembangkan sebuah prototip dan menyiapkan pengujian di Laboratorium Redmond Plasma Physics UW.

Sistem mereka akan menggunkan sebuah kamar plasma seukuran 10 x 10 inch, yang dikaitkan pada sebuah pesawat. Sel-sel surya dan koil-koil solenoid akan memberi tenaga dengan menciptakan plasma termagnetisasi dengan rapat, atau gas terionkan, yang akan melontarkan sebuah medan elektromagnet sejauh radius 10 – 12 mil di sekeliling pesawat. Medan magnet tersebut akan berinteraksi dengan angin matahari sehingga mucul gaya dorong.

Pembuatan medan magnet ini serupa dengan pembentangan sebuah layar raksasa yang akan didorong oleh angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan 780.000 sampai 1,8 juta mil per jam. Itu adalah energi yang cukup untuk menggerakkan pesawat luar angkasa seberat 300 pon pada kecepatan sampai 180.000 mil per jam atau 4,3 juta mil per hari. Sementara pesawat ulang alik saat ini terbang dengan kecepatan hanya 18.000 mil per jam atau 430.000 mil per hari.

Pada kecepatan tersebut, pesawat luar angkasa yang ditenagai M2P2 yang diluncurkan hari ini akan mencapai Voyager 1 dalam 8 tahun, sementara Voyager 1 sendiri perlu waktu 22 tahun untuk mencapai posisinya sekarang (publikasi ini ditulis tahun 1999). Ide pembuatan M2P2 muncul dari penelitian jet plasma yang terbentuk di sekitar bintang muda, dan direalisasikan dengan didanai oleh NASA.

Sistem tersebut memiliki nilai keuntungan melebihi layar matahari (solar sail), yang ukurannya sangat besar, lembaran material tipis reflektif seperti Mylar yang mampu menjadikan cahaya matahari menjadi gaya dorong. Tabung plasma M2P2 jauh lebih ringan dan ramping daripada layar matahari. Hanya butuh tenaga beberapa kilowatt saja dengan tambahan 100 pon propelan. Meskipun alat ini tergolong mahal, namun dengannya akan sangat menghemat biaya keseluruhan misi dan akan mempermudah akses ke planet-planet, begitu kata Winglee.

Meski demikian, masih banyak pula orang yang mengatakan, “Itu masih kurang cepat.” (karena mereka sudah tercekoki dengan film Star Trek). Orang-orang tersebut menginginkan sebuah kecepatan warp sehingga mereka bisa pergi ke sistem tata surya yang lain.

Akan tetapi, warp drive pada Star Trek dan pendorong hyperdrive pada film Star Wars, yang keduanya bisa mencapai kecepatan cahaya (186.000 mil per detik dalam vakum), tidak mungkin dicapai dengan pemahaman sekarang akan hukum-hukum fisika.

Untuk sekarang, setidaknya, pendorong plasma mampu menjadi pilihan terbaik untuk sistem pendorong fiksi. Jika pengujian M2P2 berhasil, Winglee mengharapkan penggunaan perdana mesin tersebut akan segera tergapai.
diunduh dari http://www.fisikaasyik.com

Korut Luncurkan Roket

Korut Luncurkan Roket

SEOUL. KOMPAS.com – Akhirnya Korea Utara Minggu (5/4), benar-benar meluncurkan rudal jarak jauhnya. Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengkonfirmasikan hal itu.

Disebutkannya, penluncuran dilakukan pada Minggu pagi, sekitar pukul 0230 GMT (10.30 WIB) dari pangkalan Musudan-ri, kawasan pantai Korut.

Sementara itu, NHK yang mengutip Pemerintah Jepang, menyebutkan, roket tersebut terbang di atas langit negara Matahari Terbit itu. Disebutkan, tidak ada laporan mengenai reruntuhan yang jatuh di Jepang.

Sebelumnya, Korsel, Jepang dan Amerika Serikat menyatakan akan membawa Korut ke Dewan Keamanan PBB bila negara itu benar-benar meluncurkan roketnya.

Korut mengatakan, pihaknya berniat akan meluncurkan satelit komunikasi eksperimental, namun kritik-kritik mengatakan bahwa itu hanya kedok untuk melakukan uji coba rudal balistiknya.

Menurut Korut, roket pendorong pertama akan jatuh di laut 75 kilometer di barat Jepang, sedangkan roket pendorong kedua jatuh di lautan Pasifik.

diunduh dari http://www.kompas.com
Sumber : AP