Janin pun Tertawa dan Menangis

Janin pun Tertawa dan Menangis

Dalam surat Al-Najm Allah berfirman tentang diri-Nya sendiri, “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43)

Ayat ini berisi indikasi ilmiah yang sangat bagus tentang fakta ditemukan akhir-akhir ini bahwa janin memiliki ekspresi wajah ketika dia berada di dalam rahim ibunya, tanpa diajari untuk melakukannya.

Keajaiban penciptaan manusia terungkap melalui tahap-tahap perkembangan janin yang digambarkan oleh Al-Quran. Ia dimulai dengan pembentukan sel-sel germinal pada orang tuanya. Ketika sperma bertemu dengan ovum, maka keduanya membentuk zigot (nutfah amsyaj) yang kemudian menjadi gumpalan seperti lintah (‘alaqah) kemudian menjadi segumpal daging sekunyahan (mudghah), lalu berubah menjadi tulang yang tertutup dengan daging. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sel-sel tumbuh menjadi makhluk lain yang dinamis dan bergerak dalam rahim ibunya, dengan ekspresi wajah terlihat jelas. Setelah revolusi teknologi terjadi akhir-akhir ini hingga diciptakan sebuah alat scan embrio, maka kita sekarang dapat melihat embrio tersenyum dan menangis dalam perut ibu sebelum mereka melihat cahaya di bumi.

Ada beberapa model pemindaian medis dan kebidanan pada USG. Standar diagnostik umum kebidanan adalah pemindaian model 2D. Dalam pemindaian janin 3D bukan gelombang suara yang dikirim langsung ke bawah dan dipantulkan kembali, tetapi dikirim pada sudut yang berbeda. Gema yang kembali diproses oleh program komputer yang canggih sehingga menghasilkan volume gambar tiga dimensi dari permukaan janin atau organ internal, cara yang sama yang digunakan alat CT scan untuk membangun sebuah gambar dari beberapa x-ray. 3D ultrasound memungkinkan kita untuk melihat lebar, tinggi dan kedalaman gambar dalam banyak cara yang sama seperti film 3D tapi tidak ada gerakan ditampilkan. Sedangkan model 4D ultrasound menambahan gerakan dengan merangkai 3D ultrasound secara berturut-turut.

3D USG pertama kali dikembangkan oleh Olaf von Ramm dan Stephen Smith di Duke University di tahun 1987.

Teknologi ini digunakan di bidang kegiatan penelitian intensif, terutama scan terhadap anomali janin. Tetapi ada juga masyarakat umum menggunakan, dan terbukti scan ini dapat memperbaiki ikatan janin-ibu. Scan 4D bayi mirip dengan scan 3D, hanya scan 4D menunjukkan gerakan janin seperti dalam bentuk video.

Ekspresi wajah bayi tidak meniru ibunya

Teknik pemindaian termodern telah menghasilkan gambar yang menakjubkan dari dalam rahim yang menunjukkan bahwa bayi rupanya tersenyum dan menangis. Hingga kini, para dokter tidak berpikir bahwa bayi tidak berekspresi sampai setelah kelahiran. Mereka meyakini bahwa bayi belajar untuk tersenyum dengan meniru ibunya. Bayi biasanya tidak tersenyum setelah lahir sampai mereka berusia sekitar enam minggu.

ambar: Janin tersenyum lebar hingga mirip tertawa

Ilmuwan bukan satu-satunya yang terkejut oleh gambar ini, tetapi orang-orang biasa lebih terkejut. Foto-foto ini benar-benar membangkitkan dalam jiwa manusia rasa kagum yang luas biasa terhadap ciptaan Allah. Gambar-gambar tersebut dapat memicu emosi belas kasih orang tua dan gembira ketika melihat janin tersenyum, dan emosi belas kasih ketika anda melihat janin menangis.

Gambar: Janin menangis

Pada emosi ini, sebuah pertanyaan penting harus diajukan: jika janin masih dalam rahim ibunya dan ia tidak melihat cahaya lagi, tidak melihat ibunya menangis atau tersenyum, lalu siapa yang mengajarkan janin ini menangis dan tersenyum? Pertanyaan ini bahkan dilontarkan oleh para ilmuwan. Profesor Stuart Campbell mengatakan, “Ada apa di balik senyum itu? Tentu saja, saya tidak bisa menjawabnya. Tapi, muncul sudut dan tonjolan pipi … aku pikir itu pasti ada indikasi kepuasan dalam sebuah lingkungan yang bebas stres. “

Tapi, pertanyaan itu dijawab oleh Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43) Allah adalah Dzat yang membuat embrio tersenyum dan menangis. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya sejalan dengan Quran, tetapi Al-Qur’an juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan para ilmuwan.

Menangis dan Kehidupan

Ayat ini merupakan indikasi yang kuat kepada semua orang bahwa yang memberikan kita kemampuan untuk tertawa dan menangis adalah Allah (SWT). Tetapi, kalau kita bisa berpersepsi bahwa kemampuan tertawa merupakan nikmat dari Allah kepada kita, lalu bagaimana mungkin kemampuan menangis juga merupakan anugerah dari Tuhan?
Jika kita berpikir tentang satu momen dalam kehidupan kita, kita akan menemukan bahwa karunia terbesar Allah kepada kita menangis. Momen tersebut adalah adalah saat pertama dalam hidup kita, saat di mana kita tiba ke dunia ini. kalau kita tidak menangis pada saat ini, maka hidup kita berakhir.

Tersenyum, lega, selamat dan tepuk tangan tidak mulai ketika seorang anak dilahirkan – mereka mulai saat itu menangis. Tanpa menangis, ruangan menjadi semakin diam dan semakin cemas suasana hati, dan untuk alasan yang baik – menangis adalah tanda yang sangat positif yang baru, hidup sehat. Banyak faktor dan interaksi yang kompleks masuk ke produksi suara yang mengumumkan gembira, sehat melahirkan. [4]

Mengapa bayi harus menangis?

Pertukaran oksigen di paru-paru terjadi pada membran seperti balon kecil yang disebut alveoli. Ia melekat pada cabang-cabang bagian bronkial. Alveoli ini akan mengembang dan mengempis bersamaan dengan bayi menghisap dan membuang napasnya.

Ciptaan Allah dan The Golden Ratio

Oleh Dr. Mohamad Daudah

Golden Section juga dikenal dengan nama The Golden Mean, Golden Ratio, dan Divine Proportion (The Golden Section). Dijabarkan sebagai sebuah rasio yang berasal dari huruf Yunani : phi Op), rasio the golden mean sama dengan atau mendekati bilangan 1.618033988749895 or (1+’q5)/2 (The Golden Mean, MathSoft Constants) yang termasuk di dalamnya satu set konstruksi geometrik untuk memisahkan satu ruas garis menjadi banyak bagian dimana nilai rasio/perbandingan garis yang panjang berbanding total panjang garis sama dengan atau mendekati nilai perbandingan dari garis yang pendek berbanding dengan garis yang panjang (The Golden Section).

The Golden Mean sebagai sebuah rasio/perbandingan kompleks yang berasal dari huruf Yunani phi ((p) menggambarkan satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya ; garis, segiempat, dan spiral. Figur-figur tersebut jika digambar sesuai dengan the Divine proportion dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling memuaskan secara estetis. The Golden Section telah digunakan sejak jaman klasik dalam berbagai penerapan termasuk dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut.

Angka Fibonacci

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …

Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai “golden ratio” atau “rasio emas”.

GOLDEN RATIO (RASIO EMAS) = 1,618
233 / 144 = 1,618
377 / 233 = 1,618
610 / 377 = 1,618
987 / 610 = 1,618
1597 / 987 = 1,618

Anda akan melihat betapa hebat Allah dalam presentasi ini, dan ini menyajikan bukti-bukti tentang keberadaan Allah.

Semua ciptaan di alam semesta ini mengikuti rasio ilahi ini.
– Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku = 1. 618

– Jarak antara pusar dan bagian atas kepala / jarak antara garis bahu dan bagian atas kepala = 1. 618.

– Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan ujung kaki = 1. 618.

Bahkan kaki Anda juga menunjukkan phi. Kaki memiliki beberapa proporsi berdasarkan garis phi, termasuk: bagian tengah lengkungan kaki dan telapak kaki; bagian dasar garis dan ujung jempol kaki; bagian atas garis ujung dan bagian bawah jalur riwayat kaki.
Jari-jari kita memiliki tiga ruas. Proporsi dari dua bagian jari dengan panjang jalur riwayat juga menunjukkan rasio emas. Anda juga dapat melihat bahwa proporsi jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.

Wajah Manusia

Total lebar dua gigi depan pada rahang atas dibagi dengan tingginya menghasilkan rasio emas. Lebar gigi pertama dari tengah dibandingkan gigi kedua juga menghasilkan rasio emas.

Allah berfirman dalam Alquran: “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al-Infitar, 7-8)

Panjang wajah / lebar wajah = 1,681
Panjang mulut / lebar hidung = 1,681
Lebar hidung / jarak antara lubang hidung = 1,681
Jarak antara pupil / jarak antara alis = 1,681
Jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala / panjang kepala = 1. 618

Paru-paru

Salah satu fitur dari jaringan bronkia yang membentuk paru-paru adalah bentuknya yang asimetris. Sebagai contoh, tenggorokan terbagi menjadi dua bronkus utama, yang pertama panjang (di sebelah kiri) dan yang kedua pendek (di sebelah kanan). Percabangan asimetris ini terus berlanjut ke subdivisi berikutnya dari bronki. Itu dipastikan bahwa pada seluruh percabangan ini proporsi bronkus pendek ke panjang selalu 1/1.618.

Spiral

Sebuah persegi panjang yang perbandingan panjang sisi-sisinya sama dengan rasio emas dikenal sebagai “persegi panjang emas.” Sebuah persegi panjang yang panjang dan lebarnya masing-masing berukuran 1,618 dan 1 satuan panjang adalah persegi panjang emas. Mari kita letakkan sebuah bujur sangkar di sepanjang sisi lebar dari persegi panjang ini dan menggambar seperempat lingkaran yang menghubungkan dua sudut dari bujur sangkar ini. Kemudian, kita gambar satu bujur sangkar lagi dan seperempat lingkaran pada sisi yang selebihnya dan melakukan hal demikian pada seluruh persegi panjang yang ada pada persegi panjang utama. Jika Anda melakukan hal ini, pada akhirnya Anda akan mendapatkan sebuah spiral.

Pakar keindahan asal Inggris William Charlton menjelaskan bagaimana orang-orang menyukai bentuk spiral dan telah menggunakannya selama ribuan tahun. Ia menyatakan bahwa kita menyukai bentuk spiral karena penglihatan kita dapat dengan mudah mengikuti bentuk tersebut.

Spiral yang didasarkan pada rasio emas memiliki rancangan paling tak tertandingi yang dapat Anda temukan di alam. Sejumlah contoh pertama yang dapat kita berikan adalah susunan spiral pada bunga matahari dan buah cemara. Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa sama dan bentuk dasarnya tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak ada bentuk mana pun dalam matematika yang memiliki sifat ini.

Rasio Emas pada DNA

Molekul yang mengandung informasi tentang seluruh sifat-sifat fisik makhluk hidup juga telah diciptakan dalam bentuk yang didasarkan pada rasio emas. Molekul DNA, cetak biru kehidupan, didasarkan pada rasio emas. DNA tersusun atas dua rantai heliks tegaklurus yang saling berjalinan. Panjang lengkungan pada setiap rantai heliks ini adalah 34 angstroms dan lebarnya 21 angstroms. (1 angstrom adalah seperseratus juta sentimeter.) 21 dan 34 adalah dua angka Fibonacci yang berurutan.

Rasio Emas pada Makkah dan Ka’bah

Al-Qur’an memberi isyarat tentang hubungan antara Kota Makkah dan Golden Ratio, yaitu di dalam Surah Ali Imran ayat 96. Jumlah total semua huruf dari ayat ini adalah 47. Menghitung Golden Ratio dari total surat, kata Makkah tersirat : 47/1.618 = 29,0. Terdapat 29 surat-surat dari awal sampai ayat kata, Makkah seperti dalam peta dunia. Jika hanya satu kata atau huruf yang hilang, rasio ini tidak pernah bisa dipakai. Kita menyaksikan koherensi sejumlah surat yang mengungkapkan hubungan antara Mekah dan Golden Ratio.

Penemuan mengenai hubungan antara Golden Ratio, Mekkah, Ka’bah dan Qur’an telah meningkat dari hari ke hari. Pada gambar, itu menunjukkan bahwa pengukuran dengan rasio emas kompas yang juga dikenal sebagai Kompas Leonardo, membuktikan bahwa kota Mekah terletak di Golden Ratio Point of Saudi sementara Ka’bah terletak di Mekah Golden Ratio City. Menurut perhitungan probabilitas, semua bukti ini tidak dapat insidentil (terjadi secara kebetulan).

eramuslim.com

Misteri dalamnya lautan dan tafsir surah An-Nur ayat 40

Lapisan-lapisan Kegelapan Di Lautan Dalam

Oleh Syaikh Abdul Majid Az-Zindani

Laut merupakan dunia yang misterius hingga abad ke-18 Masehi. Menurut berbagai mitos dan cerita rakyat yang terkait dengan laut, laut adalah penguasa peradaban lama. Bangsa Roma meyakini bahwa lidah ombak merupakan kuda-kuda putih yang menarik kereta dewa Napiton. Mereka melakukan ritual dan perayaan untuk memuja dewa-dewa tersebut. Mereka juga meyakini adanya ikan penghisap yang memiliki pengaruh magis untuk menghentikan kapal.

Bangsa Yunani juga memiliki keyakinan yang tidak jauh berbeda. Para nelayan mengembalikan sebab pasang-surut air laut dengan keberadaan binatang buas yang mereka sebut karbids yang menyedot air kemudian menyemburkannya. Manusia tidak mengetahui kedalaman pantai yang permukaan, apalagi mengetahui samudera yang dalam dan gerakan air di dalamnya. Sebagaimana seseorang tidak bisa menyelam di tepi pantai kecuali sebatas dua puluh meter selama beberapa detik, lalu segera kembali ke permukaan untuk menghirup nafas. Dan ketika ditemukannya alat pernafasan bagi para penyelam, manusia tidak bisa menyelam lebih dari tiga puluh meter, mengingat bertambahnya tekanan air pada tubuh penyelam seiring bertambahnya kedalaman laut.

Ketika sampai pada kedalaman tiga puluh meter, maka tekanan udara bisa mencapai empat kali lipat dari tekanan udara di permukaan bumi. Pada saat itu, gas nitrogen masuk ke dalam dalam darah penyelam dan mempengaruhi kerja otaknya, sehingga ia kehilangan kontrol terhadap geraknya. Akibatnya, penyelam akan mengalami penyakit yang dalam dunia medis dikenal dengan penyakit penyelam. Dan apabila penyelam turun lebih dalam lagi, maka tekanan air cukup untuk meremukkan tubuhnya.

Informasi Terkini dalam Ilmu Kelautan

1. Laut terbagi menjadi dua bagian besar:
a. Laut permukaan yang tercampur dengan energi dan sinar matahari.
b. Laut dalam dimana energi dan sinar matahari tidak lenyap.
2. Laut permukaan dan laut dalam berbeda dari segi suhu, massa, tekanan dan tingkat cahaya matahari, serta biota-biota yang hidup di masing-masing laut. Kedua laut ini dipisahkan dengan gelombang dalam.

3. Gelombang Dalam

Gambar gelombang dalam (internal wave) yang diambil dari satelit.

Gelombang dalam menutupi laut dalam dan merupakan garis pemisah antara laut dalam dan laut permukaan. Sebagaimana arus permukaan itu menutupi permukaan laut dan menjadi pemisah antara air dan udara. Gelombang dalam ini tidak ditemukan kecuali pada 1904 M. Panjang gelombang dalam berkisar antara puluhan hingga ratusan kilometer. Sedangkan tinggi gelombang dalam berkisar antara 10 hingga 100 meter.

4. Kegelapan di laut dalam semakin bertambah seiring kedalaman laut, hingga didominasi kegelapan pekat yang dimulai dari kedalaman + 200 meter. Pada kedalaman ini dimulai penurunan suhu yang memisahkan antara air permukaan yang hangat dan air kedalaman yang dingin. Selain itu, pada kedalaman ini terdapat gelombang dalam yang menutupi air dingin di kedalaman laur. Lalu cahaya tidak ada sama sekali pada kedalaman + 1000 meter. Terkait dengan sebaran kegelapan di kedalaman laut, para nelayan menemukan bahwa cahaya terhisap bahkan pada perairan yang jernih, bahwa dasar laut yang miring dan berpasir putih itu berubah warnanya secara bertahap, hingga tersembunyi secara total seiring bertambahnya kedalaman, dan bahwa tembusan cahaya itu berbanding terbalik dengan bertambahnya kedalaman. Alat paling sederhana untuk mengukur kedalaman tembusan cahaya di perairan samudera adalah The Secchi Disk.

Meskipun alat tersebut adalah alat paling mudah untuk mengukur penembusan cahaya ke dalam air secara perkiraan, dan meskipun alat ini digunakan secara luas, namun pengukuran kegelapan di air laut secara cermat tidak bisa dilakukan kecuali setelah menggunakan alat-alat potret pada akhir abad yang lalu. Kemudian alat pengukuran cahaya mengalami perkembangan dengan menggunakan sel-sel elektrolight pada tahun 30-an, dan sesudah manusia menciptakan alat yang memungkinkan mereka untuk menyelam hingga kedalaman, bahkan ke dasar laut.

Informasi tentang kekuatan cahaya pada berbagai kedalaman samudera

Di dalam samudera yang dalam, cahaya tidak ada sama sekali, dan kegelapannya berlapis-lapis. Biota dan ikan yang hidup di dalamnya bertumpu potensi kimiawi untuk melahirkan cahaya yang mereka gunakan untuk menuntut jalan. Bahkan ada beberapa jenis yang tidak memiliki penglihatan dan menggunakan cara lain selain penglihatan untuk merasakan apa yang ada di sekitarnya. Kegelapan-kegelapan ini dimulai pada kedalaman + 200 meter, dan seluruh sinar matahari tertutup pada kedalaman + 1000 meter, dimana cahaya tidak ditemukan sama sekali. Sebagaimana sebagian besar unsur ikan pada kedalaman tersebut dal air. Hal itu untuk menghadapi tekanan yang sangat besar.

Kegelapan yang Berlapis-Lapis

Kegelapan pekat yang dimulai dari 50 hingga 1000 meter itu terjadi akibat berlapis-lapisnya kegelapan, dan itu timbul karena dua sebab utama:
Gambar pengaruh gelombang permukaan terhadap pantulan sinar

1. Kegelapan Kedalaman. Cahaya matahari terdiri dari tujuh warna (merah, oranye, kuning, hijau, nila dan ultraviolet dan biru. Masing-masing warna memiliki panjang gelombang tersendiri. Kemampuan cahaya untuk menembus air tergantung pada panjang gelombangnya. Semakin pendek gelombang cahaya, maka semakin besar kekuatannya untuk menembus air. Karena itu, cahaya warna merah akan terserap pada kedalaman + 20 meter, dan sesudah itu keberadaannya tersembunyi. Dari sinilah muncul kegelapan warna merah. Seandainya penyelam terluka pada kedalaman 25 meter dan ia ingin melihat darah yang mengalir, maka ia akan melihatnya berwarna hitam karena tidak adanya cahaya warna merah.

Sementara cahaya oranye terserap pada kedalaman sekitar 30 meter. Di sini muncul kegelapan lain di bawah kegelapan warna merah, yaitu kegelapan warna oranye. Pada kedalaman sekitar 50 meter warna kuning terserap, pada kedalaman sekitar 50 meter warna hijau terserap, pada kedalaman sekitar 125 meter, warna ultraviolet dan ungu terserap. Dan warna yang paling terakhir terserap adalah warna biru, yaitu pada kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut. Dengan demikian, terciptalah kegelapan warna cahaya matahari secara berlapis-lapis, yang disebabkan air yang menyerap warna pada kedalaman yang berbeda-beda.

2. Kegelapan tabir.

Kegelapan tabir dan kegelapan kedalaman bersama-sama menciptakan kegelapan yang pekat di samudera yang dalam. Kegelapan tabir itu berupa:

a. Kegelapan awan. Biasanya awan menutupi permukaan samudera yang dalam akibat penguapan air, dan awan itu menjadi tabir yang relatif bagi cahaya matahari, sehingga terjadilah kegelapan pertama pada tabir-tabir, yang kita lihat dalam bentuk bayangan awan pada permukaan tanah dan laut.

b. Kegelapan gelombang permukaan. Permukaan yang miring pada gelombang permukaan laut merupakan permukaan yang memantulkan cahaya matahari. Orang yang mengamati permukaan laut dapat melihat sejauh mana kilauan cahaya yang dipantulkan permukaan miring dari gelombang permukaan.

c. Kegelapan pada gelombang dalam.

Gambar selat Gibaltrar diambil dari satelit.

Ditemukan gelombang dalam yang menutupi laut yang dalam. Gelombang dalam itu dimulai dari kedalaman 70 hingga 240 mater. Milyaran biota mengambang di permukaan gelombang dalam. Terkadang gelombang dalam itu naik hingga permukaan laut, sehingga biota-biota tersebut tampak seperti sampah yang bertumpul di permukaan laut. Itulah yang menjadikannya tabir bagi cahaya matahari untuk menembus laut yang dalam, sehingga dengan demikian terciptakan kegelapan yang ketiga di bawah kedua kegelapan awan dan gelombang permukaan.

Sejak lama Al Qur’an telah menggambarkan rahasia dan hakikat laut tersebut. Allah berfirman,

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا وَمَنْ لَمْ يَجْعَلْ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ(40)﴾ [النور:40].

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (An-Nur: 40)

– Al Qur’an memastikan keberadaan beberapa kegelapan di laut yang dalam. Al Qur’an merinci penjelasannya dengan kata lujjiyyin (sangat dalam) agar pembaca tahu bahwa kegelapan-kegeapan tersebut tidak ada kecuali kecuali di laut yang dalam. Para ahli bahasa dan tafsir menjelaskan kata tersebut. Qatadah dan penulis tafsir Al Jalalain mengatakan bahwa kata lujjiyyin berarti dalam.

Az-Zamakhsyari mengatakan artinya adalah dalam lagi banyak airnya. Ath-Thabari mengatakan, “Kata laut disifati dengan kata lujjiyyin yang berarti dalam lagi banyak air. Sementara Al Busyiri mengatakan bahwa maksudnya adalah laut yang tidak diketahui dasarnya. Kata tersebut terambil dari kata lujjah yang berarti banyak air, bentuk pluralnya adalah lujaj. Kata iltajja al-bahru berarti laut itu saling berhantaman ombak-ombaknya.

– Kegelapan-kegelapan tersebut berjadi karena kedalaman. Az-Zamakhsyari mengatakan, “Maksudnya dengan kegeapan-kegelapan tertumpuk-tumpuk dari kedalaman laut, gelombang dan awan.” Al Khazin mengatakan, “Seperti kegelapan-kegelapan di laut yang dalam lagi banyak airnya.” Maksudnya, laut yang dalam itu dasarnya sangat gelap akibat banyaknya air.”
Gambar tabir-tabir yang menghalangi cahaya (awan, gelombang permukaan, gelombang dalam)

– Ayat tersebut menyebutkan keberadaan gelombang lain di atas gelombang pertama. Allah berfirman, “Yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula).” Ini adalah gambaran tentang laut, yaitu adanya dua gelombang pada saat yang bersamaan, di mana yang satu berada di atas yang lain. Bukan gelombang-gelombang yang beruntun di satu tempat, melainkan ada pada satu waktu, di mana gelombang kedua berada di atas gelombang pertama.

– Ayat tersebut juga mengisyaratkan bahwa letak gelombang kedua di atas gelombang pertama itu seperti letak awan di atas gelombang kedua. Allah berfirman, “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan…”

– Ayat tersebut juga menyebutkan gelombang yang menutupi lautan dalam, sebagaimana ia menyebutkan keberadaan gelombang kedua di atas gelombang pertaam. Hal ini menunjukkan keberadaan laut di atas gelombang pertama dan laut dalam, yaitu laut permukaa yang ditutupi oleh gelombang kedua yang di atasnya terdapat awan.

– Al Qur’an menetapkan peran ketiga tabir dalam membentuk kegelapan-kegelapan di laut yang dalam, dan bahwa kegelapan tersebut bertindih-tindih.

– Ayat tersebut juga mengandung penjelasan tentang tujuh kegelapan di kedalaman pada bagian awal, dan tiga kegelapan tabir di bagian akhir.

sumber eramuslim.com

Teori Penciptaan dalam Islam

Teori penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta (termasuk umat manusia dan semua makhluk yang lain) tidak hanya yang diciptakan oleh Allah, tetapi juga dijalankan oleh Allah dalam setiap waktu, sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut, ‘Berkata Firaun, ‘Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?’ Musa berkata, ‘Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’’ (Thaha: 49-50)

Inilah teori penciptaan dalam Islam. Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang spesifik.

Umat Islam meyakini setiap kata dari Al-Qur’an. Menurut banyak bukti yang sempurna, al-Qur’an adalah kitab mukjizat yang benar-benar diwahyukan kepada Muhammad selama 23 tahun misinya dan terjaga dalam keadaan seperti ia diwahyukan hingga hari ini. Tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada Al-Qur’an, sebagaimana Islam lahir dalam keadaan jelas dari sisi sejarah, dan kekuatannya tidak pernah surut. Bahasa al-Qur’an, yaitu bahasa Arab, tetap digunakan oleh lebih dari 500 juga, dan digunakan lebih dari 14 abad yang lalu. Lebih dari 1500 juta orang tetap memeluk agam Islam, dan ribuan pengikut baru bergabung di dalamnya setiap hari.

The hikmah logis dari setiap ayat dalam al-Qur’an ditemukan secara luar biasa, dan itu menunjukkan bahwa al-Qur’an tidak mungkin dihasilkan oleh seorang Arab Badui seperti Muhammad, atau sekelompok ilmuwan. Dalam buku yang terkenal tentang 100 orang yang paling berpengaruh pada sejarah, Michael Hart menemukan Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap pemikiran manusia sejarah. Hidupnya adalah model ketaatan terhadap al-Qur’an.

Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang oleh para ilmuwan modern ditafsirkan sejalan dengan modern, seperti bentuk bulat bumi [39:5], tahap perkembangan janin di dalam rahim [39:12-16], perluasan alam semesta [51:47], Big Bang [21:30] dan teori Big Crunch [21:104], siklus elemen di bumi yang seimbang [15-19], proses fotosintesis tanaman [36:80], pembentukan awan [24:43] dan fungsi angin [30:48, 15:22], dan lain-lain. Demikian pula, ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menjelaskan masalah-masalah para ahli geografi [30:3], sejarah [28:38], geologi [35:27, 78:7], astronomi [6:97, 25:61] dan psikologi [13:28] ditafsirkan secara serasi dengan temuan-temuan modern.

Al-Qur’an juga menyebutkan ukuran waktu dalam isyaratnya mengenai penciptaan [22:47]. Al-Qur’an menyatakan bahwa penciptaan itu berlangsung selama enam hari, dan kata ‘hari’ telah diinterpretasikan secara literal bukan sebagai waktu dua puluh empat jam, tetapi sebagai periode atau tahapan waktu untuk menyempurnakan ciptaan [32:5]. Jadi, al-Qur’an tidak bisa disamakan dengan Bibel dalam adu argumentasi mengenai bukti-bukti ilmiah dan kronologi.

Awal penciptaan dituturkan di dalam al-Qur’an seara logis dan tegas, dengan menyatakan banyak fakta dalam penciptaan. Namun, seseorang yang membandingkan penjelasan tentang awal penciptaan seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an dan seperti yang disebutkan dalam Kitab Kejadian itu akan dengan mudah menyimpulkan bahwa kedua buku memiliki sumber yang sama namun al-Qur’an menjelaskannya secara logis dan ilmiah.

Setelah membaca ayat-ayat berikut yang menjelaskan tahapan penciptaan manusia dalam al-Qur’an, kami dapat menarik kesimpulan tentang Teori penciptaan dalam Islam.

‘Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.’ (al-Mu’minun: 12-16)

Jadi, al-Qur’an menolak teori Evolutionary Creationism (penciptaan dengan cara evolusi). Sebaliknya, kami dapat menemukan berbagai konstruksi dari sel-sel binatang dan manusia.

Dari ayat-ayat tersebut, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

– Adam diciptakan dari tanah liat secara langsung, atau secara tidak langsung dari bahan dasar lumpur yang dikembangkan melalui mekanisme evolusi yang terarah. Sebelum berubah menjadi manusia, Adam menerima hembusan ruh dari Allah nafas yang memberinya kemampuan kemampuan untuk belajar dan potensi untuk mengenali.

– Hawa diciptakan dari sel atau tulang Adam. Penciptaan tersebut memberi penjelasan yang masuk akal mengenai kesamaan antara peta genetik dan jumlah chromosom pada kedua Adam dan Hawa.

Prosedur penciptaan tersebut sebagaimana didedikasikan di dalam al-Qur’an bukan merupakan mitos atau dogma. Sebaliknya, yang merupakan mitos adalah anggapan bahwa Adam sebagai manusia yang berjalan dengan dua kaki dan mampu mengenali alam semesta itu berasal kera yang tidak memiliki kesadaran atau kuda yang berjalan di atas empat kaki dan tidak bisa menalar apapun.

Dalam teori penciptaan dalam Islam, Allah menentukan peran bagi Hawa, seorang perempuan diciptakan dari laki-laki, yang ditugaskan di Al-Qur’an dengan ayat-ayat berikut:

‘Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.’ (ar-Rum: 21)

Allah juga berfirman, ‘Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?’ [an-Nahl: 72]

Menurut ayat-ayat ini, teori penciptaan menurut Islam itu mencakup hal-hal berikut:

– Allah menganugerahi Adam isteri dengan sifat-sifat tertentu untuk tujuan kasih sayang dan rahmat.
– Allah memberi Hawa fitur reproduksi untuk memberikan anak laki-laki dan perempuan.
– Sesuai kehendak Allah, Adam dan Hawa merupakan bagian dari bangunan masyarakat yang lengkap, yang terdiri dari orang tua, anak, cucu, dan seterusnya.

Anggapan bahwa mutasi genetik dapat mereformasi peta genetik seorang laki-laki dan mengadakan pasangan untuknya dengan sifat-sifat yang berbeda meskipun dengan peta genetik yang sama adalah mitos!

Menurut teori penciptaan dalam Islam, seperti yang telah dinyatakan, peran Tuhan lebih dari dari sekedar menciptakan manusia. Dalam menjawab pertanyaan berikut ini yang disebut secara berturut-turut di salah satu dari surat, kita dapat mendefinisikan peran rahmat-Nya:

‘Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?’ (al-Waqi’ah: 57)

‘Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya?’ (al-Waqi’ah: 58-59)

‘Bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?’ (Waqi’ah: 67-70)

‘Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya?’ (Waqi’ah: 71-72)

Menurut ayat-ayat tersebut, teori penciptaan dalam Islam mencakup:

– Allah menentukan desain fitur-fitur manusia dalam air sperma yang dipancarkan manusia dengan DNA yang spesifik, peta genetika atau jumlah chromosom bersama antara pasangan perkawinan, laki-laki dan perempuan.

– Allah menjaga sumber kelangsungan kehidupan makhluk-Nya. Karena itu, Allah mengatur kerajaan tumbuhan sebagai makhluk otonom yang menyediakan makanan yang diperlukan untuk kerajaan manusia.

– Dia mengatur siklus untuk menghasilkan air tawar untuk minuman manusia dan pengairan tanaman yang mereka makan.

– Allah mengelola pasokan energi untuk makhluk-Nya demgam proses fotosintesis yang ajaib, yang menyimpan energi dari matahari menjadi buah yang dapat dimakan.

Sebagaimana teori evolusi nihil

sumber eramuslim.com

Mukjizat Qur’an & Sunnah Tentang Penciptaan Manusia

Mukjizat Qur’an & Sunnah Tentang Penciptaan Manusia Coccyx (tulang Sulbi / Tungging)

Coccyx (tulang sulbi) adalah tulang terbawah dari vertebral column (tulang punggung). Disebutkan dalam banyak hadits bahwa tulang ini adalah asal mula manusia, bahwa dari tulang inilah mereka akan dibangkitkan pada hari Kiamat, dan bahwa tulang ini tidak hancur di dalam tanah.

Hadits-Hadits Nabi Saw:

1. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda, ‘Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan.’ (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad in Musnad-nya, dan Malik in kitab al-Muwaththa’).

2. Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasul saw bersabda, ’Ada satu tulang pada anak Adam yang tidak dimakan tanah.’ Mereka bertanya, ‘Apa itu, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tulang sulbi.’ (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam kitabnya al-Musnad, and Malik dalam kitabnya al-Muwaththa’).

Jadi, hadits-hadits tersebut jelas dan memuat fakta-fakta sebagai berikut:
1. Manusia diciptakan mulai dari tulang sulbi.
2. Tulang sulbi tidak hancur.
3. Pada hari Kiamat, kebangkitan manusia bermula dari tulang sulbi.

Tahap-Tahap Pembentukan Janin

Ketika sperma membuahi ovum, maka pembentukan janin dimulai. Ovum yang telah terbuahi atau disebut zigot itu terbelah menjadi dua sel, dan masing-masing sel itu membelah menjadi dua sel lagi. Pembelahan dan perkembangan sel itu berlangsung hingga terbentuknya embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.

Tulang Punggung dan Tulang Sulbi:

• External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts yang menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.

• Internal Hypoblast: Dimulai sejak janin terbentuk dengan ijin Allah. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang tirus, dan disebut primitive node (gumpalan sederhana).

Sisi unsur primitif yang muncul itu diketahui sebagai bagian belakang dari embrio. Dari unsur primitif dan gumpalan sederhana ini seluruh jaringan dan organ janin terbentuk sebagai berikut:

• Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.

• Mesoderm, membentuk otok halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, the sistem limpa, limpa, dan kulit luar.

• Endoderm membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang berhubungan dengan sistim digestive (seperti liver and pankreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran.

Jadi, lapisan dan gumpalan sederhana itu merupakan tulang sulbi yang dijelaskan Nabi saw kepada kita. Cacat pada janin merupakan bukti bahwa tulang sulbi itu mengandung sel-sel induk bagi seluruh jaringan manusia.

Kesimpulannya, tulang sulbi itu merupakan gumpalan sederhana, dan ia bisa berkembang dengan menghasilkan tiga lapisan yang membentuk janin: ectoderm, mesoderm and endoderm. Ia juga membentuk seluruh organ tubuh..

Tulang Sulbi tidak Bisa Hancur:

Berbagai riset menemukan bahwa pembentukan dan pengorganisasian sel-sel janin itu ditopang sepenuhnya oleh lapisan dan gumpalan sederhana, dan sebelum pembentukannya tidak ada diferensiasi sel-sel. Salah seorang peneliti terkemuka yang membuktikan hal ini adalah ilmuwan Jerman yang bernama Hans Spemann.

Setelah melakukan eksperimen-eksperimen terhadap lapisan dan gumpalan sederhana yang mengatur penciptaan janin, dan karena itu ia menyebutnya ‘primary organizer’, maka ia memotong bagian ini dari satu janin dan mengimplantasinya (cangkok) pada janin lain pada tahapan permulaan embrio (minggu ketiga dan keempat). Upaya ini membawa kepada pembentukan janin skunder pada guest body (organ tamu) segera sesudah pencampuran dan pembentukan yang ditopang oleh sel-sel tamu pada implantasi itu.

Ilmuwan Jerman tersebut memulai eksperimennya pada ampibi dengan melakukan implantasi primary organiser pada janin kedua, yang mengakibatkan perkembangan embrio skunder.

Pada tahun 1931, ketika Spemann memotong ‘primary organiser’ dan mengimplantasinya, maka potongan itu tidak memengaruhi eksperiman lagi, sementara embrio skunder itu tetap berkembang.
Pada tahun 1933, Spemann dan ilmuwan lain mengadakan eksperimen yang sama, tetapi kali ini primary organiser itu dipanaskan. Embrio sekunder itu tetap berkembang meskipun primary organiser itu dipanaskan, dan itu menunjukkan bawha sel-sel tersebut tidak terpengaruh. Pada tahun 1935, Spemann dianugerahi Nobel atas penemuannya tentang Primary Organiser tersebut.

Dr Othman Al Djilani dan Syaikh Abdul Majid melakukan beberapa eksperimen terhadap tulang sulbi pada bulan Ramadhan 1423 di Rumah Sheikh Abdul Majid Azzandani, di Sanaa, Yaman.

Keduanya memanggang tulang punggung berikut tulang sulbi dengan gas selama sepuluh menit hingga benar-benar terbakar (tulang-tulang berubah merah lalu hitam). Kemudian keduanya meletakkan potongan-potongan yang telah gosong itu pada kotak steril, dan membawanya ke laboratorim analisa terkenal di Sanaa (Al Olaki Laboratory). Dr al Olaki, the professor bidang histologi dan pathologi di Sanaa University, menganalisa potongan-potongan tersebut dan menemukan bahwa sel-sel pada jaringan tulang coccyx tidak terpengaruh, dan ia dapat bertahan terhadap pembakaran (hanya otot, jaringan lemak, dan sel-sel sumsum tulang saja yang terbakar, sementara sel-sel tulang tidak terpengaruh)

sumber eramuslim.com